Jumat, 20 November 2015

Asimilasi dan Akulturasi Kebudayaan



Oleh:
Nama: Safitri Pratiwi (16215328)
Kelas: 1EA08


Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kehendak-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
          Dalam penyelesaiaan makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan.Namun berkat bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan walaupun tentu saja masih terdapat banyak kekurangan. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaiaan makalah ini
          Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan masih banyak kekurangannya.Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa mendatang.
                                                                                        Jakarta, 20 November 2015


                                                                                                                Penyusun



BAB I
PENDAHULUAN


1.1       LATAR BELAKANG
Semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergerakan msyarkat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian yang diteliti oleh ilmu antropolgi yang disebut dinamika social.  Konsep yang terpenting adalah mengenai proses belajar kebudayaan itu sendiri, yakni internalisasi, sosialisasi, enkulturasi. Selain itu ada proses perkembangan kebudayaan umat manusia (evolusi kebudayaan) dari bentuk-bentuk kebudayaan yang sderhana hinggayang makin kompleks yang melalui beberapa tahapan-tahapan. Proses lainnya adalah  proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing yang disebut proses akulturasi dan asimilasi.
Negara Indonesia adalah Negara terdiri dari berbagai suku bangsa, yang masing-masing memiliki  budaya  yang berbeda-beda. Perbedaan itulah yang menjadi ciri khas dan keunggulan idnonesia, Indonesia menjadi unik karena budayanya yang beragam.Keanekaragamanan itu ditambah lagi dengan masuknya unsure-unsur budaya asing ke Indonesia.Masuknya budaya asing memperkaya warna kebudayaan Indonesia.  Budaya sing itu sendiri melalui 3macam cara yaitu, difusi, akulturasi, dan asimilasi. Namun dalam makalah ini hanya membahas tentang akulturasi dan asimilasi.

1.2       RUMUSAN MASALAH
a)    Apa pengertian dari  Asimilasi Budaya?
b)    Bagaimana proses Akulturasi Budaya?
c)    Apa saja faktor pendorong dan penghambat Asimilasi Budaya?
1.3       TUJUAN PENULISAN
            Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk Memberikan pemahaman tentang tentang perubahan kebudayaan, akulturasi dan asimilasi, jalannya proses akulturasi, serta masalah psikologis dalam suatu proses akulturasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Asimilasi Budaya
Asimilasi adalah pembauran dua budaya, bersama-sama dengan karakteristik hilangnya budaya asli untuk membentuk budaya baru. Asimilasi ditandai oleh usaha untuk mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi perbedaan, asimilasi meliputi upaya untuk memperkuat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Hasil dari proses asimilasi bahwa perbedaan batas semakin tipis antara individu dalam kelompok, atau bisa juga batas-batas antara kelompok. Selanjutnya, individu untuk mengidentifikasi diri dengan kepentingan bersama. Artinya, menyesuaikan sesuai dengan kehendak kelompok. Demikian pula, antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Contoh : Rina merupakan orang yang suka menari tarian Bali Indonesia. Dia berteman baik dengan Rachel dari Amerika Latin dan bisa tarian tradisional (Tango) dari Amerika Latin. Karena mereka terus berinteraksi, maka ada campuran budaya yang menghasilkan budaya baru.
Asimilasi dapat terbentuk ketika ada tiga persyaratan berikut:
·         Ada sejumlah kelompok yang memiliki budaya yang berbeda
·         Asosiasi terjadi antara individu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama
·         Budaya setiap perubahan kelompok dan beradaptasi
2.2 Proses Akulturasi Budaya
Salah satu unsur perubahan budaya adalah adanya hubungan antarbudaya, yaitu hubungan budaya lokal dengan budaya asing. Hubungan antarbudaya berisi konsep akulturasi kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat istilah akulturasi atau acculturation atau culture contact yang digunakan oleh sarjana antropologi di Inggris mempunyai berbagai arti di antara para sarjana antropologi. Menurut Koentjaraningrat akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan lokal itu sendiri.
Di dalam proses akulturasi terjadi proses seleksi terhadap unsur-unsur budaya asing oleh penduduk setempat. Contoh proses seleksi unsur-unsur budaya asing dan dikembangkan menjadi bentuk budaya baru tersebut terjadi pada masa penyebaran agama Hindu-Buddha di Indonesia sejak abad ke-1. Masuknya agama dan kebudayaan Hindu– Buddha dari India ke Indonesia berpengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan Indonesia. Unsur-unsur kebudayaan Hindu–Buddha dari India tersebut tidak ditiru sebagaimana adanya, tetapi sudah dipadukan dengan unsur kebudayaan asli Indonesia sehingga terbentuklah unsur kebudayaan baru yang jauh lebih sempurna. Hasil akulturasi kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Hindu–Buddha adalah dalam bentuk seni bangunan, seni rupa, aksara, dan sastra, sistem pemerintahan, sistem kalender, serta system kepercayaan dan filsafat. Namun, meskipun menyerap berbagai unsur budaya Hindu–Buddha, konsep kasta yang diterapkan di India tidak diterapkan di Indonesia.
Proses akulturasi kebudayaan terjadi apabila suatu masyarakat atau kebudayaan dihadapkan pada unsur-unsur budaya asing. Proses akulturasi kebudayaan bisa tersebar melalui penjajahan dan media massa. Proses akulturasi antara budaya asing dengan budaya Indonesia terjadi sejak zaman penjajahan bangsa Barat di Indonesia abad ke-16. Sejak zaman penjajahan Belanda, bangsa Indonesia mulai menerima banyak unsur budaya asing di dalam masyarakat, seperti mode pakaian, gaya hidup, makanan, dan iptek. Pada saat ini, media massa seperti televisi, surat kabar, dan internet menjadi sarana akulturasi budaya asing di dalam masyarakat. Melalui media massa tersebut, unsur budaya asing berupa mode pakaian, peralatan hidup, gaya hidup, dan makanan semakin cepat tersebar dan mampu mengubah perilaku masyarakat. Misalnya, mode rambut dan pakaian dari luar negeri yang banyak ditiru oleh masyarakat. Namun, dalam proses akulturasi tidak selalu terjadi pergeseran budaya lokal akibat pengaruh budaya asing. Misalnya, pemakaian busana batik dan kebaya sebagai busana khas bangsa Indonesia. Meskipun pemakaian busana model barat seperti jas sudah tersebar di dalam masyarakat, namun gejala tersebut tidak menggeser kedudukan busana batik dan kebaya sebagai busana khas bangsa Indonesia. Pemakaian busana batik dan kebaya masih dilakukan para tokoh-tokoh masyarakat di dalam acara kenegaraan di dalam dan luar negeri. Bahkan beberapa desainer Indonesia seperti Edward Hutabarat dan Ghea Pangabean sudah mulai mengembangkan busana batik sebagai alternatif mode pakaian di kalangan generasi muda. Modifikasi busana tradisional tersebut ternyata dapat diterima oleh masyarakat dan mulai dijadikan alternatif pilihan mode berbusana selain model busana barat.
Proses akulturasi berlangsung dalam jangka waktu yang relative lama. Hal itu disebabkan adanya unsur-unsur budaya asing yang diserap secara selektif dan ada unsur-unsur budaya yang ditolak sehingga proses perubahan kebudayaan melalui akulturasi masih mengandung unsur-unsur budaya lokal yang asli. Bentuk kontak kebudayaan yang menimbulkan proses akulturasi, antara lain sebagai berikut.
a)    Kontak kebudayaan dapat terjadi pada seluruh, sebagian, atau antarindividu dalam masyarakat.
b)    Kontak kebudayaan dapat terjadi antara masyarakat yang memiliki jumlah yang sama atau berbeda.
c)    Kontak kebudayaan dapat terjadi antara kebudayaan maju dan tradisional.
d)    Kontak kebudayaan dapat terjadi antara masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai, baik secara politik maupun ekonomi.
Berkaitan dengan proses terjadinya akulturasi, terdapat beberapa unsur-unsur yang terjadi dalam proses akulturasi, antara lain sebagai berikut.

a. Substitusi
Substitusi adalah pengantian unsur kebudayaan yang lama diganti dengan unsur kebudayaan baru yang lebih bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Misalnya, sistem komunikasi tradisional melalui kentongan atau bedug diganti dengan telepon, radio komunikasi, atau pengeras suara.

b. Sinkretisme
Sinkretisme adalah percampuran unsur-unsur kebudayaan yang lama dengan unsur kebudayaan baru sehingga membentuk sistem budaya baru. Misalnya, percampuran antara sistem religi masyarakat tradisional di Jawa dan ajaran Hindu-Buddha dengan unsur-unsur ajaran agama Islam yang menghasilkan sistem kepercayaan kejawen.

c. Adisi
Adisi adalah perpaduan unsur-unsur kebudayaan yang lama dengan unsur kebudayaan baru sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Misalnya, beroperasinya alat transportasi kendaraan angkutan bermotor untuk melengkapi alat transportasi tradisional seperti cidomo (cikar, dokar, bemo) yang menggunakan roda mobil di daerah Lombok.

d. Dekulturasi
Dekulturasi adalah proses hilangnya unsur-unsur kebudayaan yang lama digantikan dengan unsur kebudayaan baru. Misalnya, penggunaan mesin penggilingan padi untuk mengantikan penggunaan lesung dan alu untuk menumbuk padi.

e. Originasi
Originasi adalah masuknya unsur budaya yang sama sekali baru dan tidak dikenal sehingga menimbulkan perubahan social budaya dalam masyarakat. Misalnya, masuknya teknologi listrik ke pedesaan. Masuknya teknologi listrik ke pedesaan menyebabkan perubahan perilaku masyarakat pedesaan akibat pengaruh informasi yang disiarkan media elektronik seperti televisi dan radio. Masuknya berbagai informasi melalui media massa tersebut mampu mengubah pola pikir masyarakat di bidang pendidikan, kesehatan, perekonomian, dan hiburan dalam masyarakat pedesaan. Dalam bidang pendidikan, masyarakat menjadi sadar akan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan harkat dan martabat warga masyarakat. Dalam bidang kesehatan masyarakat menjadi sadar pentingnya kesehatan dalam kehidupan masyarakat, seperti, kebersihan lingkungan, pencegahan penyakit menular dan perawatan kesehatan ibu dan anak untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak, serta peningkatan kualitas gizi masyarakat. Dalam bidang perekonomian, masyarakat pedesaan menjadi semakin memahami adanya peluang pemasaran produk-produk pertanian ke luar daerah.

f. Rejeksi
Rejeksi adalah proses penolakan yang muncul sebagai akibat proses perubahan sosial yang sangat cepat sehingga menimbulkan dampak negatif bagi sebagian anggota masyarakat yang tidak siap menerima perubahan. Misalnya, ada sebagian anggota masyarakat yang berobat ke dukun dan menolak berobat ke dokter saat sakit.
Akulturasi kebudayaan berkaitan dengan integrasi sosial dalam masyarakat. Keanekaragaman budaya dan akulturasi mampu mempertahankan integrasi sosial apabila setiap warga masyarakat memahami dan menghargai adanya keanekaragaman berbagai budaya dalam masyarakat. Sikap tersebut mampu meredam konflik sosial yang timbul karena adanya perbedaan persepsi mengenai perilaku warga masyarakat yang menganut nilai-nilai budaya yang
berbeda.
2.3       FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT ASIMILASI BUDAYA
Faktor pendorong
Faktor-faktor umum yang mendorong atau mempermudah terjadinya asimilasi antara lain:
a)    Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan
b)    Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi
c)    Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
d)    Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
e)    Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
f)     Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya
g)    Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk menghadapi musuh tersebut.

Faktor penghalang
Faktor-faktor umum yang dapat menjadi penghalang terjadinya asimilasi antara lain:
a)    Kelompok yang terisolasi atau terasing (biasanya kelompok minoritas)
b)    Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi
c)    Prasangka negatif terhadap pengaruh kebudayaan baru. Kekhawatiran ini dapat diatasi dengan meningkatkan fungsi lembaga-lembaga kemasyarakatan
d)    Perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan kelompok lain. Kebanggaan berlebihan ini mengakibatkan kelompok yang satu tidak mau mengakui keberadaan kebudayaan kelompok lainnya
e)    Perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit atau rambut
f)     Perasaan yang kuat bahwa individu terikat pada kebudayaan kelompok yang bersangkutan
g)    Golongan minoritas mengalami gangguan dari kelompok penguasa

BAB III
KESIMPULAN

Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok.Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama. Hasil dari proses asimilasi adalah semakin tipisnya batas perbedaan antarindividu dalam suatu kelompok, atau bisa juga batas-batas antarkelompok. Selanjutnya, individu melakukan identifikasi diri dengan kepentingan bersama.Artinya, menyesuaikan kemauannya dengan kemauan kelompok. Demikian pula antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar